

Emas Cetak Rekor Tertinggi, Tren Naik Masih Kuat
Pada 17 April 2025, pasar global diguncang oleh sejumlah dinamika penting yang mempengaruhi berbagai instrumen investasi. Salah satu sorotan utama adalah kinerja luar biasa dari emas (XAU/USD), yang kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Harga penutupan emas berada di $3340, menandakan tren kenaikan yang masih sangat kuat. Indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI) berada pada level 74, yang mengindikasikan kondisi overbought, namun momentum masih mendukung kelanjutan tren naik.
Tidak adanya sinyal pembalikan tren dari indikator MACD menambah keyakinan bahwa reli ini masih jauh dari kata usai. Selain itu, indeks dolar AS (DXY) tercatat turun ke level 99,60, memperlemah posisi dolar dan secara historis mendorong harga emas naik karena emas menjadi lebih menarik bagi investor global.
Zona support untuk XAU/USD berada di rentang 3134-3190. Selama harga tidak turun melewati area ini, potensi kenaikan tetap terbuka lebar. Kombinasi kondisi makroekonomi dan teknikal menunjukkan bahwa logam mulia ini masih menjadi aset lindung nilai favorit di tengah ketidakpastian pasar.
Saham Google Tertahan, Konsolidasi Berlanjut
Sementara emas bersinar terang, saham Google (GOOG) justru menunjukkan pergerakan melemah. RSI Google berada di angka 43, mengindikasikan kondisi yang masih netral namun cenderung lemah. Meskipun sempat muncul sinyal golden cross di indikator MACD — yang biasanya dianggap sebagai pertanda bullish — momentum dari sinyal tersebut dinilai terlalu rendah untuk membalikkan tren saat ini.
Pergerakan harga juga menunjukkan kecenderungan untuk menurun dengan support kuat di rentang 142-149. Selama harga masih bertahan di atas area ini, konsolidasi diperkirakan akan terus berlangsung, tanpa potensi breakout dalam waktu dekat.
Faktor eksternal juga ikut menekan saham Google, salah satunya adalah melemahnya indeks S&P 500 yang turun ke level 5297. Tekanan makro dari sektor teknologi memberikan dampak luas pada saham-saham besar, termasuk Google.
Nvidia Rugi Besar Akibat Pembatasan Ekspor Chip
Kabar mengejutkan datang dari sektor semikonduktor, khususnya Nvidia. Saham perusahaan ini anjlok hingga 7% setelah pemerintahan Trump mengumumkan pembatasan ekspor baru terhadap chip AI ke China. Chip H20 yang sebelumnya dirancang untuk mematuhi aturan ekspor AS, kini masuk dalam kategori yang dibatasi, menyebabkan kerugian besar bagi Nvidia.
Perusahaan tersebut memperkirakan potensi kerugian hingga $5,5 miliar akibat inventaris yang tak bisa dijual dan biaya tambahan yang harus ditanggung. Situasi ini tidak hanya berdampak pada Nvidia, tetapi juga merembet ke perusahaan lain seperti AMD yang menghadapi tantangan serupa.
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali meningkat, terutama di sektor teknologi yang menjadi arena persaingan strategis kedua negara. Dalam upaya untuk menanggapi situasi ini, Nvidia mengumumkan rencana membangun superkomputer AI secara domestik, sejalan dengan dorongan pemerintah AS untuk memperkuat industri semikonduktor dalam negeri.
Sinyal Resesi dan Kekhawatiran Inflasi Kembali Meningkat
Aksi jual besar-besaran terjadi di bursa saham AS pada hari Rabu, dipicu oleh kombinasi kekhawatiran inflasi dan ketegangan dagang. Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan peringatan tegas terkait dampak dari kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Trump. Ia menyatakan bahwa kebijakan tersebut bisa memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, menciptakan kondisi mirip stagnasi ekonomi.
Pasar merespons negatif pernyataan tersebut. Indeks S&P 500 turun 2,2%, Dow Jones merosot 700 poin, dan Nasdaq kehilangan lebih dari 3%. Saham teknologi menjadi yang paling terpukul, mencerminkan ketidakpastian yang semakin besar di tengah perubahan kebijakan ekonomi dan geopolitik.
Powell juga menegaskan bahwa The Fed tidak akan tergesa-gesa memangkas suku bunga meski pasar tengah bergejolak. Ia bahkan menolak anggapan bahwa The Fed akan selalu menyelamatkan pasar saham — konsep yang dikenal dengan istilah "Fed put".
Dengan kombinasi risiko geopolitik, inflasi, dan perlambatan ekonomi global, investor kini dihadapkan pada tantangan besar dalam menavigasi pasar. Momentum bullish di emas bisa menjadi pelarian jangka pendek, namun tekanan di sektor teknologi bisa berlanjut hingga waktu yang belum dapat diprediksi.
Kesimpulan: Pasar dalam Ketidakpastian, Emas Jadi Pilihan Aman
Pasar global pada 17 April 2025 menunjukkan dinamika yang kompleks. Di satu sisi, harga emas mencetak rekor dan menunjukkan kekuatan tren naik. Di sisi lain, sektor teknologi mengalami tekanan berat akibat kebijakan dagang dan kekhawatiran makroekonomi. Saham-saham seperti Google dan Nvidia menjadi korban dari sentimen negatif ini, meskipun masing-masing memiliki faktor internal yang berbeda.
Investor perlu berhati-hati dan tetap waspada terhadap sinyal pasar, terutama dalam menghadapi volatilitas tinggi dan kemungkinan koreksi yang lebih dalam. Di tengah ketidakpastian ini, emas tetap menjadi aset yang paling banyak diburu sebagai perlindungan nilai.
Jika kamu tertarik untuk memanfaatkan peluang di tengah gejolak pasar seperti ini, mulailah trading sekarang juga bersama KVB Futures Indonesia. Dapatkan akses ke berbagai instrumen global, analisa harian, dan platform trading profesional.