


Pergerakan harga emas sering dikaitkan dengan inflasi, kekuatan dolar AS, dan kebijakan The Fed. Namun ada satu indikator yang sangat kuat memengaruhi arah harga emas, yaitu real yield. Ketika real yield turun, harga emas biasanya bergerak naik. Pola ini terjadi berulang kali dalam berbagai fase ekonomi global dan menjadi dasar bagi trader maupun investor dalam membaca arah XAU/USD. Untuk memahami penyebabnya, kita perlu melihat hubungan antara suku bunga, inflasi, dan biaya peluang dalam memegang emas.
Apa Itu Real Yield?
Rumus real yield (yield nominal – inflasi)
Real yield adalah tingkat pengembalian obligasi setelah memperhitungkan inflasi. Jika yield obligasi 10 tahun berada di 4% sementara inflasi 3%, maka real yield berada di 1%. Ketika inflasi naik tetapi suku bunga tidak berubah, real yield akan turun.
Real yield sebagai indikator biaya peluang
Emas tidak memberikan bunga atau kupon seperti obligasi. Artinya, ketika real yield tinggi, investor lebih tertarik memegang obligasi karena imbal hasilnya jauh lebih menarik daripada menyimpan emas. Sebaliknya, ketika real yield turun atau bahkan negatif, memegang emas menjadi lebih menarik karena biaya peluangnya tidak lagi besar.
Baca Juga: Apa Itu Market Capitalization dalam Dunia Investor?
Kenapa Penurunan Real Yield Mendorong Harga Emas Naik
Cost of holding gold menjadi murah
Saat real yield turun, perbedaan keuntungan antara obligasi dan emas mengecil. Karena emas tidak memberikan bunga, penurunan real yield membuat risiko peluang berkurang, sehingga permintaan emas meningkat dan mendorong harga naik.
Investor beralih ke aset aman (safe haven)
Penurunan real yield sering terjadi ketika ekonomi sedang memasuki ketidakpastian, inflasi tinggi, atau ekspektasi pertumbuhan melemah. Dalam situasi ini, investor global mencari aset lindung nilai, dan emas menjadi pilihan utama sebagai safe haven.
Tekanan dolar AS saat real yield melemah
Real yield yang menurun biasanya melemahkan daya tarik obligasi AS sehingga dolar AS ikut tertekan. Karena harga emas dihitung dalam dolar, pelemahan dolar otomatis membuat emas lebih murah bagi pembeli global dan menaikkan permintaan.
Contoh Pergerakan Emas Saat Real Yield Turun
Periode tapering Fed
Pada masa transisi kebijakan moneter The Fed, ketika pasar menilai inflasi akan tetap tinggi tetapi kenaikan suku bunga tidak agresif, real yield mulai turun dan harga emas melonjak signifikan. Momentum ini menjadi salah satu contoh kuat bagaimana emas merespons penurunan real yield.
Krisis ekonomi & inflasi tinggi
Saat pandemi dan periode inflasi pasca-pandemi, real yield sempat bergerak ke wilayah negatif. Pada saat yang sama, harga emas mencapai level tertinggi sepanjang sejarah karena permintaan safe haven meningkat pesat.
Platform Trading Aman Teregulasi di KVB
Untuk trader dan investor yang ingin mengikuti pergerakan emas berdasarkan real yield dan indikator makro lainnya, pemilihan platform yang stabil sangat penting. Broker KVB Indonesia menyediakan akses trading emas (XAU/USD), logam mulia, serta pasar global lainnya dengan regulasi resmi BAPPEBTI dan eksekusi cepat.
Siap memanfaatkan peluang dari pergerakan real yield dan harga emas? Daftar akun di KVB Indonesia dan dapatkan akses data pasar harian, analisis makro, serta teknologi trading profesional untuk keputusan yang lebih akurat.

